Sahabat, jangan terkecoh oleh penampilanku. Jangan terkecoh oleh topeng yang kupakai. Ya..aku memakai topeng, aku memakai seribu topeng, topeng yang takut kulepaskan, yang tidak satupun diantara topeng itu adalah diriku yang sebenarnya. Pura-pura adalh seni yang menjadi sifat keduaku. Untuk itu, jangan terkecoh oleh penampilanku.
Aku memberikan kesan bahwa diriku tentram, bahwa semuanya beres, baik didalam batin maupun kehidupanku. Kepercayaan diri adalah cirri-ciriku dan sikap tenang adalah kebiasaanku. Wajah yang tenang dan menunjukkan bahwa akulah yang memegang kendali serta aku tidak membutuhkan siapapun itu yang kutunjukkan. Tetapi jangan terkecoh oleh wajahku...kumohon..
Aku ngobrol santai denganmu dengan nada basa-basi. Aku katakan segalanya yang sebenarnya hal-hal yang tidak ada artinya, yang sama sekali lain dari pada seruan hatiku. Jadi, jika aku sedang berceloteh, jangan terkecoh oleh apa yang ku ucapkan. Mengapa? Demi keselamatanku. Karena aku memendam sesuatu yang harus kuucapkan namun tidak bisa. Sejujurnya, aku tidak suka bersembunyi. Aku tidak suka permainan basa-basi yang kumainkan ini.
Sebenarnya aku ingin tulus, spontan, dan menjadi diriku sendiri; tetapi kamu harus menolong aku. Kamu harus menolong aku dengan mengulurkan tanganmu, sekalipun kelihatannya aku tidak menginginkannya atau membutuhkannya.
Setiap kali kamu bersikap baik serta lembut dan memberikan dorongan kepadaku, setiap kali kamu berusaha mengerti karena kamu sungguh-sungguh peduli, hatiku bersayap. Sayap kecil sih... tapi bersayap. Dengan kepekaanmu dan simpatimu serta daya pengertianmu, aku bisa menanggung semuanya. Dengan cara itu kamu menghembuskan nafas kehidupan ke dalam diriku.
Pasti itu tidak mudah bagimu. Keyakinanku akan ketidakberhargaan yang sudah lama telah membangun sebuah dinding kuat. Tetapi kasih lebih kuat dari pada dinding itu dan disanalah letak pengharapanku. Tolong usahakan untuk merobohkan dinding itu dengan tangan-tangan yang kokoh, namun lembut, karena seorang anak itu peka, dan aku anak-anak itu.
Siapa sih aku? Mungkin kamu bertanya-tanya. Karena aku adalah setiap pria, setiap wanita, setiap anak-anak... dan setiap orang yang kamu jumpai setiap hari.
Anda mungkin tidak pernah mendengar teman, saudara, ataupun orang-orang yang Anda kasihi mengatakan hal diatas. Namun itu adalah seruan hati mereka. Anda harus mendengarkan seruan hati mereka yang tidak terdengar oleh telinga jasmani ini. Dengarkanlah dengan hati Anda, karena mereka membutuhkan uluran kasih Anda.
Sumber : The 7 Habits of Higly Effective Teens; Sean Covey; Binarupa Aksara.